R27mUISKY8MAeCpFpAtsSpjGWGukfoZYVKEfkHA4

Apa Itu Reksadana? Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Investasi

Penjelasan Reksadana, Contoh, dan Cara Investasi

Investasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan kekayaan dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Salah satu instrumen investasi yang populer adalah reksadana. Investasi reksadana telah menjadi pilihan banyak investor karena memberikan akses yang lebih mudah ke pasar modal dan memberikan keuntungan dari diversifikasi portofolio serta manajemen profesional.

Kini investasi menjadi kegiatan yang familiar di kalangan masyakarakat Indonesia. Bagi para pemula di dunia investasi, memilih reksadara sebagai insttrumen investasi adalah pilihan tepat. Alasannya tentu saja karena resiko yang kecil. Selain itu kemudahan pasa investasi jenis ini juga menjadi kelebihannya, dimana dana kita akan dikelola oleh manajer investasi. Investor cukup memilih manajer investasi yang terpercaya.

Selain untuk para pemula, investasi reksadana juga pas bagi orang dengan keterbatas lainnya, bukan hanya keterbatasan pengetahuan, namun juga untuk orang dengan keterbatasan waktu karena kesibukan, terbatas informasi ataupun terbatas dana. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas secara lebih terperinci mengenai reksadana, instrumen keuangan dan investasi yang terkenal di Indonesia saat ini.

Apa Itu Reksadana?

Reksadana adalah wadah investasi yang mengumpulkan dana dari berbagai investor dengan tujuan untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan. Dana yang terkumpul akan dikelola oleh manajer investasi profesional yang memiliki keahlian dalam mengelola portofolio investasi.

Secara sederhana, reksadana adalah investasi kolektif, yang memungkin investor untuk mulai berinvestasi dengan modal sekiecil mungkin, dengan cara semudah mungkin dan dengan resiko seminimal mungkin.

Reksadana bekerja berdasarkan prinsip diversifikasi, di mana dana dari banyak investor digunakan untuk membeli beragam instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Dengan cara ini, reksadana membantu mengurangi resiko yang melekat pada investasi tunggal.

Reksadana mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1995 dan berkembang pesat hingga hari ini menjadi salah satu jenis investasi yang sangat populer di semua kalangan.

Jenis-jenis dan Contoh Reksadana

Ada beberapa jenis reksadana yang dapat dipilih oleh investor dan disesuaikan dengan profil resiko dan tujuan investasi masing-masing.

A. Reksadana Saham (Equity Funds)

Reksadana saham menginvestasikan dana dalam saham-saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Jenis reksadana ini memiliki potensi imbal hasil yang tinggi, namun juga memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis reksadana lainnya. Terdapat juga reksadana saham syariah yang mengikuti prinsip dalam agama Islam.

B. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)

Reksadana pendapatan tetap menginvestasikan dana dalam instrumen pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah atau perusahaan. Sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Jenis reksadana ini cocok bagi investor yang mencari pendapatan tetap dengan resiko yang terukur.

C. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksadana pasar uang menginvestasikan dana dalam instrumen pasar uang dengan jangka waktu pendek. Reksa Dana jenis ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal, sehingga reksadana jenis ini lebih aman dan likuid, tetapi potensi keuntungannya cenderung lebih rendah.

D. Reksadana Campuran (Discretionary Funds)

Reksadana campuran mengkombinasikan investasi dalam saham dan instrumen pendapatan tetap. Dengan cara ini, reksadana campuran mencoba mencapai keseimbangan antara pertumbuhan modal dan pendapatan tetap. Untuk potensi keuntungan dan resiko biasanya lebih tinggi dari jenis Reksadana Pasar Uang dan Pendapatan Tetap.

Keuntungan dan Resiko Berinvestasi Reksadana

Seperti jenis investasi lain, Reksadana juga memiliki keuntungan dan resiko.

A. Keuntungan Reksadana

Beberapa kali disinggung di atas, diantara keunggulan investasi ini adalah mudah dan murah. Beberapa keuntungan berikut yang akan didapat ketika Anda berinvestasi di Reksadana.

Baca Juga: Pengertian Asuransi, Jenis, dan Contohnya

1. Dikelola Oleh Ahli

Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah. Diperlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. Pada Reksadana, dana dikelola oleh Manajer Investasi yang sudah berpengalaman di dunia pasar modal. Mereka akan memaksimalkan hasil melalui analisa yang baik dan teruji, menjalankan strategi demi strategi dalam pemilihan aset yang sesuai dan dapat mendatangkan imbal hasil.

Keuntungan dari pengelolaan oleh profesional ini juga berefek pada efisiensi waktu. Pemodal atau investor tida perlu lagi memantau kinerja investasinya karena tugas itu sudah dijalankan oleh manajer investasi.

2. Terjangkau

Saat ini investasi Reksadan bisa dimulai dengan Rp. 10.000,- saja, ya semurah itu! Jika investasi di pasar modal harus menyiapkan dana yang besar, tidak dengan Reksadana. Sisa belanja harian saja sudah bisa disimpan dan diinvestasikan. Karena murah, investasi Reksadana bisa dilakukan oleh siapa saja dari berbagai kalangan.

3. Resiko Kecil

Karena jumlah dana kolektif di Manajer Investasi besar, maka akses untuk melakukan diversifikasi investasipun semakin besar. Dan dengan melakukan diversifikasi investasi, maka resiko yang dihadapi akan semakin kecil. Berbeda dengan investasi mandiri, resiko semakin besar karena dana pengetahuan yang terbatas.

4. Transparan dan Mudah Dicairkan

Dengan bantuan aplikasi-aplikasi investasi di ponsel, Investasi Reksadana semakin mudah. Selain bisa di monitor dari layar ponsel, pemodal atau investor juga bisa mengambil dana kapan saja, setiap hari bursa. Ketika keuntungan sudah memenuhi target atau ketika kinerja manajer investasi dirasa menurun, investor bisa langsung menarik dana dengan mudah.

Seluruh informasi Reksadana juga transparan dan bisa dipelajari. Transparansi ini sangat menguntungkan investor karena bisa mengetahui dananya diinvestasikan untuk apa saja.

B. Resiko Reksadana

Seperti halnya investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang dan keuntungan, Reksadana pun memiliki kelemahan dan resiko, berikut ini beberapa diantaranya.

Baca Juga: Hal yang Menyebabkan Harga Emas Antam Naik Turun

1. Imbal Hasil Kecil

Untuk investor agresif yang menginginkan keuntungan besar dalam waktu singkat, reksadana mungkin kurang cocok. Dibanding berinvestasi saham langsung, keuntungan atau imbal hasil dari reksadana memang jauh lebih kecil. Kecil namun stabil.

2. Nilai Unit Berkurang

Efek-efek yang dikelola oleh Manajer Investasi juga dapat mengalami penurunan nilai investasinya. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan pasar uang dan pasar modal. Dengan demikian, nilai Reksadana per unit pada portofoliomu sewaktu-waktu dapat menurun dan mengalami fluktuasi.

3. Resiko Likuiditas

Resiko dari Reksadana yang berikutnya adalah resiko likuiditas, dimana Manajer Investasi kesulitas menyediakan uang tunai ketika para pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) serentak. Kondisi ini jarang terjadi, namun sewaktu-waktu bisa saja terjadi ketika permintaan redemption lebih besar dari dana yang tersedia.

4. Wanprestasi atau Mismanajemen Pengelolaan

Resiko terburuk dalam investasi reksadana adalah salah memilih Manajer Investasi untuk mengelola dana Anda. Jika Manajer Investasi tidak berhasil mengelola portofolionya, yang bukannya mendatangkan keuntungan malah mengalami kerugian, maka NAB (Nilai Aktiva Bersih) pada unit reksadana milik Anda juga akan menurun. Wanprestasi juga bisa berasal dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksadana tersebut seperti pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam.

Oleh karena itu penting untuk memilih dan memilah Manajer Investasi dengan melihat track recordnya sebelum membeli Reksadana.

Istilah-istilah Pada Investasi Reksadana

Istilah-istilah yang familiar dan akan sering didengar saat berinvestasi Reksadana.

Baca Juga: Cara Investasi Emas Antam Online yang Aman

1. Manajer Investasi

Manajer investasi adalah pihak yang bertanggung jawab mengelola dan mengambil keputusan investasi dalam reksadana. Mereka melakukan analisis pasar, memilih instrumen investasi, dan mengelola portofolio reksadana.

2. Bank Kustodian

Bank kustodian bertugas menyimpan dan mengamankan aset reksadana. Mereka memastikan keberadaan dan kelengkapan aset serta menjaga integritas dan keamanan investasi.

3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

OJK bertanggung jawab mengawasi dan mengatur industri reksadana di Indonesia. Mereka menetapkan peraturan dan kebijakan yang harus diikuti oleh manajer investasi dan bank kustodian.

Baca Juga: Jenis-Jenis dan Contoh Asuransi Mobil

Cara Kerja Reksadana

Proses investasi dalam reksadana melibatkan beberapa tahapan, antara lain:

  1. Pembelian Unit Penyertaan: Investor membeli unit penyertaan reksadana dengan cara menginvestasikan dana sesuai dengan jumlah yang diinginkan.
  2. Penjualan Unit Penyertaan: Investor dapat menjual kembali unit penyertaan reksadana kepada manajer investasi. Nilai jual akan ditentukan berdasarkan harga bersih aset (NAB) pada saat penjualan.
  3. Penentuan Harga NAB: Harga NAB adalah harga per unit penyertaan reksadana yang mencerminkan nilai total aset bersih dibagi dengan jumlah unit yang beredar. Harga NAB dihitung setiap hari.
  4. Perhitungan Imbal Hasil: Imbal hasil investasi reksadana dihitung berdasarkan selisih antara harga pembelian dan harga penjualan unit penyertaan, ditambah dengan pendapatan dari dividen atau bunga yang diterima.

Tips Memilih Reksadana yang Tepat

Dalam memilih Reksadana yang baik, harus memenuhi beberapa poin penting sebagai pertimbangan, yaitu antara lain:

1. Tujuan Investasi

Pilihlah reksadana yang sesuai dengan tujuan investasi jangka panjang Anda, apakah itu untuk pertumbuhan modal, pendapatan tetap, atau keseimbangan antara keduanya.

2. Toleransi Resiko

Pertimbangkan tingkat resiko yang dapat Anda terima. Reksadana dengan alokasi aset yang lebih konservatif cocok untuk investor yang memiliki toleransi resiko rendah.

3. Biaya dan Kinerja Reksadana

Tinjau biaya-biaya yang terkait dengan reksadana, seperti biaya beli, biaya penjualan, dan biaya pengelolaan. Selain itu, perhatikan juga kinerja historis reksadana dalam jangka waktu yang relevan.

4. Diversifikasi Portofolio

Sebisa mungkin, pilih reksadana yang menawarkan diversifikasi portofolio yang baik dengan alokasi aset yang beragam. Diversifikasi membantu mengurangi resiko dan meningkatkan peluang keuntungan.

Perbandingan Reksadana dengan Investasi Lain

Sebagai gambaran dan pertimbangan dalam memilih jenis investasi, berikut kami berikan perbandingan antara Reksadana dengan Investasi lain.

1. Reksadana vs. Deposito

Reksadana menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi daripada deposito, tetapi juga memiliki resiko yang lebih besar.

2. Reksadana vs. Saham Langsung

Investasi dalam reksadana saham memberikan diversifikasi dan manajemen profesional dibandingkan dengan saham langsung, yang membutuhkan pengetahuan dan waktu juga modal yang lebih besar.

3. Reksadana vs. Obligasi

Reksadana pendapatan tetap memberikan akses ke berbagai instrumen pendapatan tetap, sedangkan obligasi individu membutuhkan modal yang lebih besar dan lebih terkonsentrasi.

4. Reksadana vs. Properti

Reksadana memungkinkan investor untuk berpartisipasi dalam investasi properti tanpa perlu memiliki properti langsung. Ini dapat memberikan diversifikasi dan likuiditas yang lebih tinggi. Sedangkan investasi properti langsung perlu skill mumpuni dalam manajemen dan marketing juga modal yang sangat besar.

Kesimpulan

Reksadana merupakan instrumen investasi yang populer dan dapat menjadi pilihan yang cerdas untuk mencapai tujuan keuangan Anda. Dengan manajemen profesional dan diversifikasi portofolio, reksadana menawarkan kemudahan berinvestasi dengan resiko yang bisa diminimalisir.

Meskipun memiliki resiko, investasi reksadana dapat diminimalkan dengan pemilihan reksadana yang tepat sesuai dengan profil resiko dan tujuan keuangan. Pemahaman yang baik tentang reksadana akan mengoptimalkan potensi keuntungan sambil mengelola resiko dengan bijaksana.

Artikel Terkait